Q bersama teman-temannya adalah siswa terpopular di sekolahnya. Berkat
band yang mereka bentuk banyak penggemar ataupun yang ingin sekali
bergabung ke band tersebut agar popular seperti mereka. Namun mereka
tetap tidak menerima satupun anggota baru. Sampai suatu hari pun, Q
bertemu dengan seorang perempuan gendut berkacamata dan jelek rupanya. Q
menolak mentah perempuan itu. Perempuan tersebut yang bernama Kerr pun
bersumpah tidak akan menerima cinta Q kelak jika dirinya bertumbuh
menjadi perempuan dewasa yang cantik. Seiring berjalannya waktu, Kerr
pun berubah menjadi wanita cantik dan sebaliknya Q kini menjadi pria
lemah dan tidak sepopular dahulu. Q pun jatuh cinta kepada Kerr.
Masih ingat film Thailand yang cukup fenomenal di tahun 2010 yang
berjudul Crazy Little Thing Called Love? Jika kalian lupa sedikit akan
diingatkan kembali disini, film itu tentang cerita cinta monyet pasangan
di masa sekolah mereka. Lika-liku romantisme percintaan remaja pun
terjadi diantara mereka berdua dan semua terlihat alami tanpa adanya
adegan yang maksa. Nah di tahun 2012, sutradara film CLTCL kini kembali
dengan film yang mengangkat genre yang sama yaitu romantis komedi dengan
judul My Name Is Love atau (ค้าเรียกผมว่าความรัก).
Mengangkat cerita percintaan remaja nampaknya sudah tidak asing buat
para sineas Thailand. Sudah banyak film produksi sana yang cukup sukses
membuat penonton tersenyum atau bahkan berkaca-kaca matanya karena jalan
cerita film mereka yang terlihat begitu manis dan menyentuh. My Name Is
Love nampaknya bukanlah sesuatu yang baru lagi untuk film romantis
komedi Thailand. Ketika menonton film ini pun ingatan ke film thailand
lainnya pun begitu kuat terasa di film ini. Sebagai contoh saja, nyawa
beberapa film yang diberikan disini mengingatkan pada film 30+Single On
Sale, Suckseed, dan terakhir ATM.
Cerita My Name Is Love secara keseluruhan cukup menghibur, akan tetapi
jika ingin membandingkan dengan film Crazy Little Thing Called Love
nampaknya jauh sekali rasanya. Karena masih banyak yang harus dirubah
agar menghiburnya sama dengan film CLTCL. Sebagai contoh saja, maksud
dari film ini terlihat bertele-tele sekali. Sebenarnya film ini tentang
dewa cinta atau mendapatkan cinta dahulu yang sempat dia tolak? Atau
menghubungkan keduanya? Jika memang ingin menghubungkan keduanya pun
film ini jatuhnya jadi berasa lama sekali.
Walaupun film ini terlampau lama durasinya karena bertele-tele, akan
tetapi tidak melupakan makna yang tersembunyi ingin dibagikan kepada
penonton ketika keluar dari studio. Salah satu makna yang dapat diangkat
yaitu bahwa namanya cinta pasti akan datang sendirinya walaupun adanya
seorang dewa cinta. Karena dewa cinta itu ibarat kata hanya sebagai
jembatan saja, selebihnya yang tahu makna cinta itu apa ya orang yang
menjalankannya tersebut. Tanya lagi pada hati kecil anda, apakah anda
benar-benar cinta kepadanya. Kalau iya, lupakan namanya gengsi atau
takut walaupun dahulu pernah membuat kesalahan kepada orang yang anda
cintai sekarang.
Scoring film ini cukup menghibur, apalagi pas adegan anak kecil menembak
seorang pujaan hatinya. Begitu hidup suasana yang diberikan lagu ini.
Selain itu beberapa scoring film ini juga enak dan memanjakan
pendengaran penonton. Sinematografi film ini tidak ada sesuatu yang
istimewa. Gerakan slow motion ada beberapa yang menarik di film ini.
Deretan pemain film ini nampaknya tidak begitu banyak yang tahu jika
memang bukan pecinta film Thailand. Setidaknya para pemain 30+Single On
Sale, The Little Comedian, dan juga Suckseed. Sebut saja Arak
Amornsupasiri, Jazz Chuancheun, Khom Chuan Chuen, Thunyasupan
Jirapreechanon. Arak di film ini terlihat lebih baik daripada di film
30+ Single On Sale, akan tetapi jauh lebih di film Best In Time.
Selamat Menyaksikan,... :)
0 comments:
Post a Comment